Minggu, 11 Juli 2010

Tips Memilih Dot


Beli beberapa jenis dot, dan amati serta temukan jenis yang paling sesuai dan disenangi bayi. Perhatikan juga bahan dan keamanannya.

Bahan:
  • Dot dari bahan silikon maupun lateks sama-sama memiliki kelebihan. Pilih yang disukai bayi.
  • Kelabihan dot silikon: tidak berbau, mudah dibersihkan, cukup kuat menahan gigitan bayi, serta tidak begitu lentur dan terasa lembut di mulut bayi.
  • Kelebihan dot lateks lebih lentur, kenyal dan lembut di mulut bayi, namun kadangkala meninggalkan bau bila kurang bersih mencucinya dan mudah robek akibat gigitan bayi.
Kemanan:
  • Periksa kekuatan melekat dot di bagian berbentuk puting (dari lateks atau silikon) yang digigit bayi. bila Anda dapat melepasnya dengan mudah, jangan dipilih. Sebab, bayi akan berisiko tersedak ketika dia dengan mudah melepas bagian tersebut saat ngedot.
  • Pilih dot ortodentik, yakni yang dirancang khusus agar tidak menganggu pertumbuhan gigi dan kesehatan gusi. Biasanya, ujung puting berbentuk bulat dan bagian bawah datar (rata).
  • Beli dot dengan panjang puting minimal 3,75 cm untuk mencegah risiko bayi Anda tersedak.
  • Pilih yang pegangannya berwarna mencolok atau berpendar di tempat gelap agar mudah menemukannya bila terjatuh.
  • Pilih yang memiliki lubang di bagian bawah dot sehingga memungkinkan terjadi sirkulasi udara saat dipakai. Ini akan memperkecil risiko terjadinya ruam di sekeliling mulut atau bibir bayi.
*Sumber : Ayahbunda.co.id

Senin, 05 Juli 2010

Hati-Hati Membedaki Anak




Kompas.com -
Sehabis bayi dimandikan, biasanya para ibu akan membubuhkan bedak di tubuh si bayi. Begitupun setelah si bayi usai dibersihkan sehabis buang air, tak lupa dibedaki. Tujuannya agar kulit si kecil tak jadi kasar atau timbul lecet-lecet.

Hal ini, menurut dr. Darmawan B.S., Sp.A dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUPN-CM FKUI, sedikit banyak ada benarnya. "Bedak memang bisa untuk mengurangi keringat. Juga berfungsi sebagai pelicin karena kulit bayi masih sangat peka dan gampang luka akibat gesekan. Nah, dengan bedak, gerakan-gerakannya jadi lebih smooth," terangnya.

Selain itu, bedak juga memberi kesegaran dan rasa nyaman pada kulit. Apalagi bedak kadang diberi kandungan bahan-bahan aktif, seperti mentol, yang membuat badan terasa adem dan nyaman dipakai.

Kendati demikian, penggunaan bedak pada bayi tidaklah wajib. Karena, seperti dituturkan Darmawan, tak memakai bedak pun sebetulnya enggak apa-apa. "Ibu-ibu memakaikan bedak pada anaknya, kan, biasanya secara otomatis. Karena sejak dulunya orang tua mengerjakan seperti ini."

Sangat sensitif

Penting diingat, kulit bayi masih sangat sensitif. "Kulit bayi lebih tipis, baik epidermis maupun dermisnya, dibandingkan kulit orang dewasa. Selain itu, produksi kelenjar keringat dan minyak kulit bayi masih belum sempurna, sehingga kelembabannya harus selalu dijaga," terang Darmawan. Itu sebabnya kulit bayi sangat peka dan mudah terkena iritasi. Baik karena masuknya benda luar, maupun akibat friksi atau gesekan.

Kesensitifan kulit bayi, selain disebabkan umur si bayi yang masih muda (0-1 tahun), juga dipengaruhi faktor keturunan atau bakat. "Ada, kan, orang yang lebih sensitif dari orang lain?" ujar Darmawan. Nah, begitu pula dengan kulit bayi.

Setelah usia 5 tahun, barulah kulit si anak sempurna seperti halnya kulit orang dewasa. Itulah mengapa anak usia di atas 5 tahun meskipun masih sering ngompol tapi kulitnya enggak apa-apa. Lantaran kulitnya sudah lebih tahan terhadap "serbuan" dari luar.

Iritasi vagina

Untuk para ibu yang terbiasa membedaki bayinya, Darmawan menganjurkan agar berhati-hati. "Jangan main teplok saja. Terutama di sekitar lipatan pahanya. Salah-salah si bedak bisa masuk ke vagina anak."

Yang paling riskan memang untuk alat kelamin wanita. Kalau alat kelamin lelaki, menurut Darmawan, relatif lebih aman. Karena strukturnya relatif lebih terlindungi. Berbeda dengan kelamin wanita, yang lebih terbuka, sehingga mudah terkena infeksi akibat masuknya benda-benda yang tak diinginkan. Contohnya serbuk bedak ini.

Seperti dituturkan Darmawan, kulit di bagian dalam saluran reproduksi wanita, termasuk vagina, sangat halus. Kulit ini disebut mukosa. Nah, mukosa ini susunan selnya berbeda dengan kulit luar. Kalau kulit luar, dilapisi oleh epitel gepeng, sehingga relatif lebih kuat gempuran dari luar. Tapi yang mukosa, epitelnya berbentuk batang atau kubus sehingga lebih halus dan sensitif. Jadi kalau ada serbuk bedak yang masuk, akan menyebabkan iritasi.

Untuk mengetahui ada-tidak iritasi, lihatlah apakah ada tanda-tanda radang atau tidak. Tanda-tandanya ialah seperti ada tumor (bengkak), rubor (kemerahan), dolor (nyeri), dan kalor (panas)). Nah, bila ada tanda-tanda tersebut berarti terdapat iritasi.

Sembuh sendiri


Selain karena masuknya serbuk bedak, radang di daerah vagina juga bisa disebabkan masuknya zat-zat lain. Misalnya ketumpahan susu atau kemasukan sampo kala mengeramasinya. Bahkan, tangan pembantu atau pengasuh yang tak bersih, habis memegang sesuatu lalu menceboki si bayi tanpa cuci tangan dulu, sehingga kotorannya masuk ke dalam.

Namun demikian, para ibu tak perlu terlalu khawatir. Karena serbuk bedak biasanya tak sampai masuk ke dalam vagina. "Paling-paling hanya di bagian mulut vagina saja, sehingga radang tersebut hanya jangka pendek saja. Juga tak menyebabkan mengkristal atau hal lainnya yang akan mengakibatkan gangguan reproduksi kala besar nanti," tutur Darmawan.

Radang ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Karena tubuh mengalami regenerasi. Ia akan menciptakan zat antinya sendiri, sehingga tanpa diapa-apakan pun akan sembuh dengan sendirinya. Tapi bukan berarti kita lantas boleh ceroboh, membiarkan hal itu terus terjadi, lo.

Makanya Darmawan menganjurkan, sebaiknya bersihkan daerah vagina dengan cairan antiseptik. Tentunya yang sudah diencerkan dengan air. Cairan ini bisa membunuh kuman-kuman yang terdapat di daerah kelamin.

Cara tepat membedaki

Ada ibu yang membedaki bayinya dengan menggunakan puff (spon bedak), tapi ada juga yang menggunakan tangan si ibu. Manapun yang dipilih, sama baiknya. Hanya saja, seperti dituturkan Rini Budiyanti, Senior Brand Manager Cussons, membedaki bayi dengan menggunakan tangan si ibu mempunyai nilai lebih. "Sentuhan atau usapan tangan si ibu di tubuh bayi dapat lebih mempererat hubungan batin dengan si bayi," katanya.

Bila menggunakan puff, Rini menyarankan untuk menyediakan lebih dari satu. Yang agak tebal dan tipis. "Gunakan puff yang agak tebal untuk bagian pantat, sedangkan yang tipis untuk bagian wajah." Sebaiknya pilih puff dari bahan katun. Jangan lupa untuk mencucinya, minimal seminggu sekali, agar terhindar dari tumbuhnya jamur.

Saat membubuhi bedak di tangan atau puff, jangan dekat-dekat dengan wajah si bayi. Sehingga serbuknya tak bertaburan dan masuk ke jalan nafas bayi.

Jangan pula membedaki bayi saat kulitnya tengah berkeringat. Karena bedak yang bercampur keringat akan menempel di permukaan kulit sehingga saluran keringat tersumbat. Akibatnya keringat tak keluar dan terjadilah keringat buntet.

Sebaiknya kulit dibasuh dulu dengan lap basah, lalu dikeringkan dengan lap bersih. Setelah itu barulah dibubuhi bedak. "Jadi fungsi bedak untuk menyerap keringat," kata Rini.

Jika tak pakai bedak, bisa digunakan baby oil. Baby oil ini fungsinya juga untuk membuat kenyamaan. Yaitu melindungi kulit agar lembut, sehingga tak terluka saat terjadi gesekan. (Nova/Indah Mulatsih)

Putusnya Tali Pusar si Kecil


Anda yang baru pertama menjadi ibu mungkin akan panik apabila melihat tali pusar anak terlepas. Mungkin Anda khawatir pusar yang mengering dan terlepas akan melukai si bayi. Apa sebenarnya yang terjadi pada tali pusar bayi?

Ketika tali pusar bayi digunting, bentuknya mirip pipa karet putih yang tergantung dari pusarnya, dengan panjang sekitar 4 cm. Saat si kecil lahir, tali pusar ini dijepit dengan penjepit plastik, dan akan dilepas saat tali pusarnya sudah benar-benar kering. Dalam 7-10 hari berikutnya, tali pusar ini akan mengering, berubah coklat, dan lepas. Terkadang, tali pusar ini akan menjadi lengket, dan walau jarang, sedikit terinfeksi.

Biasanya, ini tidak perlu dikhawatirkan. Anda hanya perlu mengelapnya dengan kapas yang dicelupkan ke air matang yang sudah didinginkan. Tunjukkan pada dokter saat pemeriksaan rutin. Pada kasus yang sangat jarang, si kecil mungkin memerlukan antibiotik.

Saat tali pusarnya mengering, pusar si kecil akan mengalami proses penyembuhan di bawahnya, dan berubah menjadi pusar seperti orang dewasa. Kadang-kadang, kulit di bawah tali pusar akan sangat lembab dan merah muda. Jika ini terjadi, dokter biasanya akan mengobatinya dengan perak nitrat. Hal ini sama sekali tidak berbahaya bagi si buah hati.

Sumber: Ensiklopedia Perkembangan Bayi, oleh Su Laurent dan Peter Reader