Selasa, 16 Februari 2010

Menyambut Bayi Baru

Dari rahim ibu ke dunia

Bayi yang baru lahir biasanya tubuhnya gemetar karena seolah disentakkan dari dalam perut yang hangat dan nyaman ke dalam dunia yang dingin dan terang. Untuk membantu menenangkan bayi Anda di dunia luar, tip berikut mungkin berguna:

Redupkan lampu
Karena bayi Anda sudah berada di dalam rahim selama sembilan bulan, cahaya yang terlalu terang mungkin membuat dia tak nyaman, jadi usahakan agar cahaya di ruangan Anda agak remang-remang. Cahaya lampu yang redup juga membantu dia fokus pada benda-benda dalam jangkauan pandangannya, yang awalnya berjarak sekitar 20 cm - 38 cm
dari wajah dia.
Lama-lama dia akan belajar membedakan siang dan malam jika Anda membiasakannya tidur dengan jadwal yang normal. Jadi, jangan nyalakan lampu kamar kalau dia sedang menyusu di malam hari atau ganti popok. Nyalakan saja lampu tidur yang redup.

Hangatkan dia
Bayi Anda masih terlalu kecil untuk mempertahankan kehangatan tubuhnya sendiri. Agar tak kedinginan, tambah satu lapis selimut lagi di tubuhnya selain yang biasa Anda berikan.
Anda bisa menggunakan T-shirt, kaos atau selimut katun. Tapi hati-hati jangan terlalu rapat membungkus dia karena bayi yang tubuhnya terlalu hangat akan selalu mengantuk dan tidak menyusu dengan baik.

Bedong tubuhnya
Bayi Anda yang baru lahir sekarang punya ruang yang lebih besar untuk menggerak-gerakkan tangan dan kaki, tapi gerakan-gerakan itu bisa memicu refleks kejutnya - sehingga menyentakkan kaki tangannya. (Refleks ini juga muncul sebagai respon terhadap suara keras atau sensasi seperti terjatuh.) Cobalah untuk membungkus bayi Anda dalam selimut agar mirip ruang terbatas yang ada di dalam rahim sampai dia berumur sekitar dua minggu. Sesudah itu, dia akan mampu melenturkan otot-ototnya, memperkuat otot-otot tubuhnya dan mengembangkan koordinasi.

Gerak-gerakkan tubuhnya
Dia sudah bergerak bersama Anda sejak pembuahan, jadi masuk akal kalau guncangan akan membuatnya merasa aman dan nyaman. Buaian,
ayunan, jalan-jalan di kereta dorong akan menggantikan hal itu, tapi tak ada yang bisa menyaingi buaian lengan ibu ketika meninabobokannya.

Jangan kecilkan volume suara
Bayi Anda sudah terbiasa dengan suara berisik rahim, sehingga suara bising di rumah seperti penyedot debu ruangan, denting peralatan makan yang dicuci, atau suara Anda saat membaca dengan keras atau berbisik manis, yang selama ini sudah sangat dia kenal dan tak asing bagi telinganya, akan membuat dia merasa baik-baik saja di rumah.

**Sumber : parenting.co.id

Perlukah Suami Menemani Persalinan Istri?


Semakin banyak pria yang berusaha semampunya menemani sang istri di kamar bersalin. Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi para pria, khususnya yang tidak berani melihat darah. Kelak Anda tahu bagaimana komentar para suami yang berhasil mengatasi hal ini: mereka merasa hidup mereka begitu lengkap!

Namun menurut Michael Odent, dokter kandungan dan kebidanan terkenal di Inggris, hanya karena suami ingin menemani Anda dalam proses persalinan, tidak berarti ia harus ada di ruang tersebut. Di satu pihak, pria mungkin tak akan dapat mentoleransi darah, air mata, atau kotoran yang ikut keluar dari tubuh Anda saat bayi dilahirkan. Di pihak lain, kehadiran suami cenderung membuat perempuan membutuhkan operasi Caesar. Bahkan, memicu perpisahan dan problem mental pada pasangan.

Mengapa dokter bisa membuat kesimpulan semacam itu?

Ternyata hal ini berangkat dari pengalaman Odent selama lebih dari 50 tahun menangani kelahiran bayi di rumah maupun di rumah sakit, di Perancis, Inggris, dan Afrika. Menurutnya, lingkungan terbaik untuk kelahiran yang mudah adalah ketika tidak ada seorang pun yang ada di sekitar ibu, kecuali bidan yang tenang,
low profile, dan berpengalaman. Tentu saja hal ini berlaku untuk persalinan normal.

"Anda tidak perlu dokter, suami, atau orang lain," jelas Oden, seperti dikutip The Observer. "Dalam situasi seperti ini, kelahiran bayi menjadi lebih mudah dan lebih cepat, daripada yang terjadi ketika ada orang-orang di sekitar si ibu, khususnya figur pria, entah itu suami atau dokter."

Anda yang memiliki pengalaman manis didampingi suami selama persalinan mungkin akan memprotes komentar Dr Odent. Lagipula, tak rela rasanya suami enak-enakan di ruang tunggu sambil ngopi atau makan donat, sementara Anda berjuang antara hidup dan mati di ruang bersalin. Kelahiran anak kan suatu keajaiban; tidakkah pria ingin menjadi saksi dari peristiwa bersejarah ini?

Tetapi, benarkah semua wanita menginginkan kehadiran suaminya di kamar bersalin?

Beberapa wanita ternyata menganggap pria memang tidak diperlukan, apalagi mengingat ekspresi panik, mual, atau jijik, ketika melihat berbagai cairan dan kotoran keluar dari tubuh sang istri. Wanita yang lain merasa kehadiran sang suami tidak banyak berpengaruh untuk dirinya, dan menganggap suami hanya ingin dianggap care saja.

“Saya sih, enggak apa-apa kalau suami saya memutuskan tidak ingin menemani saya di kamar bersalin. Memang saya tidak ingin ada di sana sendirian. Tetapi waktu dokter bertanya apakah ia mau memotong tali pusar bayi, ia cuma bilang, 'Ehm... enggak usah deh.' Kapan sih ada aturan kalau ayah bayi harus selalu terlibat dalam setiap aspek kelahiran anak? Rasanya saya bisa menangani hal itu sendiri," demikian komentar seorang wanita.

Wanita yang lain merasa bahwa ia lebih membutuhkan kehadiran ibunya, daripada suami. Ibu dinilainya lebih tahu apa yang dirasakan, dan apa yang harus dilakukan.

Sayang, pernyataan Dr Odent tidak dilengkapi penelitian lebih lanjut mengenai, misalnya, mengapa kehadiran suami akan menyebabkan problem pada pasangan.

**Sumber : kompas.com

Senin, 15 Februari 2010

Sakit Gigi Saat Hamil Bikin Bayi Lahir Prematur


Tidak bisa dipungkiri bahwa saat hamil perempuan cenderung malas melakukan banyak aktivitas. Mereka terlalu fokus pada janin sehingga melupakan perawatan dirinya sehingga akhirnya bisa berpengaruh pada tubuh dan si jabang bayi.

Contohnya saja merawat kebersihan gigi dan mulut. Jika ibu hamil tidak rajin memelihara kesehatan giginya, maka bayi dalam kandungan pun bisa tertular sejumlah penyakit dan bahkan bisa terbawa hingga sang bayi lahir.

''Ibu hamil terkadang malas membersihkan gigi dan mulut karena merasa mual. Padahal, ini harus dipaksakan,'' tutur dr Enrita Dian, SpKGA, dokter spesialis gigi anak, dalam acara diskusi kebersihan gigi dan mulut ibu hamil, bayi, dan balita di Klinik Ultimo Estetika, Jakarta, Rabu (10/2/2010).

Ia mengungkapkan lebih lanjut, beberapa problem seperti gigi berlubang, gusi bengkak, gusi berdarah, dan nyeri gigi kerap kali dialami oleh mereka yang hamil. ''Umumnya terjadi pada trimester pertama. Sebab, saat itu ibu hamil sedang mengalami mual dan muntah atau
morning sickness, yang kemudian membuat mereka malas merawat gigi,'' jelas Enrita.

Karena sedang mual dan muntah, ditambah senang mengonsumsi makanan yang asam atau yang manis untuk mengurangi mual dan muntah, maka problem gigi makin bertumpuk. Karena makanan yang manis bisa menyebabkan pH mulut jadi asam. Padahal, semakin malas menyikat dan membersihkan gigi, semakin besar ancaman bagi si jabang bayi. Karena si ibu kehilangan nafsu makan, asupan makanan bagi jabang bayi pun berkurang. Bayi bisa lahir prematur dan memiliki berat badan lahir rendah (BBLR).

Enrita menyarankan agar ibu hamil tetap rajin menggosok gigi setiap selesai makan dan sebelum tidur. ''Gunakan pasta gigi ber-
flouride untuk menjaga kekuatan gigi,'' tambahnya.

Kalau rasa malas menyerang, Anda bisa berkumur dengan obat kumur antiseptik dan dibarengi mengunyah permen yang mengandung xylitol untuk membunuh kuman. Paling tidak, cara ini bisa menggantikan ritual menyikat gigi. Selain itu, bila ada masalah pada gigi, misalnya gigi berlubang, harus segera ditambal. Gigi yang berlubang bisa ditularkan pada bayi, hingga kelak anak mengalami problem gigi yang sama.

Menurut Enrita, tiga bulan pertama masa kehamilan adalah yang paling penting untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi. Perhatikan betul kebersihan gigi pada usia kehamilan 14-20 minggu. Inilah saat paling rawan jika Anda mengabaikan kesehatan gigi. ''Jangan menunda merawat gigi hingga masa
morning sickness lewat. Problem gigi jadi makin serius,'' tegasnya.

**sumber : Kompas.com

5 Tips Menghindari Obesitas dalam Kehamilan

Berikut adalah tips menghindari obesitas dari dr. Uf Bagazi, SpOg, dokter spesialis obstetri dan ginekologi Brawijaya Children and Women's Hospital :
  • Jaga asupan gizi agar kalori yang masuk ke dalam tubuh tidak berlebihan
  • Rutin berolahraga, sesuai usia kehamilan. Olah raga yang aman saat hamil, diantaranya adalah jalan kaki, berenang, dan senam hamil.
  • Cukup minum, agar tidak dehidrasi. Kebutuhan tubuh terhadap cairan adalah sekitar 2.5 sampai 3 liter per hari.
  • Konsumsilah makanan cukup serat untuk menghindari terjadi sembelit. Karena salah satu cara untuk menjaga bobot tubuh ideal adalah mengupayakan kebutuhan tubuh akan nutrisi seimbang dengan pengeluaran (buang air besar).
  • Bila kenaikan berat badan mulai tak terkendali, cobalah berkonsultasi juga dengan dokter spesialis gizi untuk memperoleh panduan yang benar dalam menentukan pola makan sesuai kondisi dan kebutuhan tubuh Anda.
**sumber : majalah Parent Guide Indonesia

Haruskah lahir secara caesar?



Saat harus memilih caesar

Menurut sebuah studi di Amerika, jumlah pasien yang memilih persalinan caesar mengalami kenaikan sebanyak 20%. Alasan mereka bermacam-macam, mulai dari faktor medis yang dapat membahayakan janin dan ibu, hingga sengaja memilih caesar karena takut rasa sakit bila melahirkan secara normal.

Menurut dr. Nana Agustina, SpOG dari Rumah Sakit Ibu Anak Bunda (RSIA Bunda, Menteng), persalinan secara caesar ialah proses melahirkan dengan cara pembedahan, yaitu melalui sayatan pada dinding perut dan dinding rahim. ”Ada berbagai kondisi yang menyebabkan ibu harus melahirkan secara caesar. Salah satunya adalah panggul ibu yang sempit, atau kelainan bentuk panggul,” ungkap dr. Nana. Penyebab lain operasi caesar ialah Cephalopelvic disproportion, yaitu keadaan dimana besarnya janin tidak sesuai dengan kapasitas panggul sehingga harus dikeluarkan dengan cara caesar. Berat badan janin juga melebihi batas normal, yaitu 4 kg. ”Jika lebih dari itu, sebaiknya bayi dikeluarkan secara caesar karena akan menganggu pernapasan serta mempersulit proses mengedan jika melahirkan secara normal,” jelas dr. Nana.

Selain bermasalah di panggul, kondisi janin yang kurang baik bisa memaksa mama melahirkan secara caesar, diantaranya ialahplacenta previa. ”Placenta previa adalah sebuah kondisi dimana letak plasenta menghalangi jalan lahir sehingga menyebabkan perdarahan,” jelas dr. Nana. Ada pula fetal distress (gawat janin), yaitu kondisi janin memang sudah tidak baik sehingga harus segera dilahirkan. Jika tidak, keselamatan bayi dan mama bisa terancam. Kelainan letak janin, seperti bayi melintang atau sungsang, juga merupakan penyebab lain yang banyak ditemui calon mama.

Ibu yang merencanakan persalinan caesar secara terjadwal cenderung memiliki mental yang lebih siap dibanding bila tindakan caesar dilakukan karena kondisi darurat.” Efek psikologis pasca persalinan caesar umumnya tidak berbeda dengan ibu yang melahirkan secara normal bila telah mengetahui kondisi bayinya sehat.

Tapi tidak berarti melahirkan secara caesar jauh dari risiko dan komplikasi. Perdarahan, infeksi pada otot perut dan rahim, adalah sejumlah komplikasi yang bisa muncul pada persalinan caesar. Mama yang bersalin secara caesar harus lebih sering kontrol ke rumah sakit untuk memeriksa bekas luka. Komplikasi juga lebih sering muncul pada kasus caesar dadakan, atau caesar karena kondisi darurat. Jangan lupa juga, caesar memerlukan masa pemulihan yang lebih lama, karena adanya luka pada dinding perut dan rahim.

Baik melahirkan secara normal atau caesar, kedua prosedur tindakan medis ini masing-masing memiliki faktor kemudahan dan risiko. Semua kembali pada calon mama, bagaimana mengelola rasa sakit, menjalani masa pemulihan, dan yang terpenting mengupayakan keselamatan bayi. Setiap persalinan pasti memiliki kisah ’portfolio’ yang berbeda.

**sumber : majalah Parenting Indonesia

Selasa, 09 Februari 2010

Ketagihan Cokelat Saat Hamil, Sehatkah?


Cokelat tak hanya lezat tapi juga banyak manfaat. Namun, bolehkah ibu hamil mengonsumsi cokelat terus menerus?

Pada dasarnya cokelat aman untuk dikonsumsi, termasuk oleh ibu hamil. Tetapi sebaiknya tidak berlebihan mengonsumsi cokelat karena bisa mengurangi asupan makanan bergizi yang dibutuhkan ibu dan janin. Selain itu, cokelat termasuk makanan tinggi kalori sehingga berpotensi menyebabkan kegemukan.

Sebenarnya yang perlu diwaspadai bukanlah cokelatnya, melainkan bahan campuran lain, seperti pemanis yang bisa memicu tubuh menjadi melar.

Selain itu cokelat juga mengandung kadar kafein cukup tinggi. Sepotong kecil cokelat bisa mengandung 10 mg kafein. Tentunya Anda tak cukup hanya makan cokelat sepotong bukan? Padahal, para dokter menyarankan ibu hamil untuk membatasi asupan kafein tak lebih dari 200 mg per hari.

Meski demikian, beberapa literatur menyatakan cokelat aman dikonsumsi ibu hamil. Sebuah studi menyebutkan, mengonsumsi cokelat bisa membantu mengurangi risiko preeklamsia atau keracunan kehamilan. Namun yang terutama cokelat bisa membangkitkan perasaan nyaman, senang dan bahagia pada diri ibu hamil.

Dalam memilih cokelat, disarankan untuk memilih cokelat hitam yang lebih banyak kandungan cokelatnya ketimbang campuran bahan lain. Selain itu cokelat hitam juga tidak terlalu manis sehingga Anda tak perlu khawatir tubuh menjadi gemuk.

*Sumber : Kompas.com

7 Zat Gizi Penting yang harus dipenuhi Ibu Hamil

Ibu hamil disebut memiliki gizi sempurna apabila setiap hari ia mengonsumsi makanan yang mengandung seluruh zat gizi dalam jumlah yang sesuai kebutuhan.
Berikut zat gizi yang dibutuhkan :

1. Air
Tubuh yang kekurangan air atau dehidrasi dapat berakibat fatal, karena bisa menyebabkan ibu hamil dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu sebaiknya Anda minum minimal 10 gelas air putih setiap hari. Sebagai variasi, Anda dapat mengganti air putih dengan jus buah atau yogurt.

2. Asam folat dan seng
Apabila kekurangan kedua jenis zat gizi ini dapat menyebabkan gagalnya pembentukan otak yang sempurna, sehingga menimbulkan cacat bawaan pada susunan saraf pusat dan otak calon bayi.

3. Kalori
Kalori yang tidak cukup dapat mengganggu proses tumbuh kembang janin dan berbagai perubahan dalam tubuh ibu. Selain itu, konsumsi kalori (karbohidrat dan lemak) yang rendah akan menyebabkan banyak protein terbuang sebagai sumber energi.

4. Protein
Zat protein diperlukan untuk pembangunan sel-sel baru janin dan untuk pembentukan semua bahan pengatur, seperti hormon ibu dan janin. Protein juga menjadi struktur dasar bagi pembentukan organ-organ dalam tubuh. Maka dari itu, ibu hamil dianjurkan mengonsumsi extra protein sebanyak 12 gram sehari atau setara dengan dua butir telur ukuran besar setiap hari.

5. Kalsium
Bila ibu hamil kurang mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, janin akan mengambil persediaan kalsium yang ada dalam tulang ibu. Akibatnya ibu akan menderita kerapuhan tulang (osteoporosis).

6. Zat besi
Persediaan zat besi yang cukup sangat diperlukan, karena volume darah Ibu selama hamil akan meningkat sampai 30 persen. Jadi, jika kekurangan zat besi, maka ibu hamil dapat menderita anemia. Bukan hanya itu, proses melahirkan pun akan terganggu.

7. Serat
Kekurangan serat akan menyebabkan Ibu hamil mengalami sembelit atau sukar buang air besar.

* diambil dari berbagai sumber *

Senin, 08 Februari 2010

Persiapan Sebelum dan Sesudah Melahirkan

Waktu hamil anak pertama, kayanya ribet banget persiapanku sebelum melahirkan. Malah ada yang kasih list/daftar barang yang harus dibeli atau disiapkan. Dan untung juga ada list itu, karena biasanya aku sangat tidak organized, jadi sangat membantu. Yang perlu disiapkan misalnya :

1. Tas untuk ke RS, yang isinya : baju ganti untuk 3 hari (atau tergantung paket melahirkan berapa hari), pembalut (kalau tidak disediakan di RS), baju bayi newborn dan selimut (untuk bawa pulang si kecil), baju ganti buat suami, peralatan mandi (kalau di RS tidak tersedia). Kalau melahirkan anak ke-2 atau seterusnya, ingat juga bawa baju ganti & peralatan lain untuk anak yang ikut menginap di RS.

2. Tempat Tidur untuk Bayi
Aku waktu itu menyiapkan box bayi untuk tidur si kecil. Untuk anak pertama malah terpakai sebentar sekali, karena si kecil sering bangun untuk minta susu, jadi lebih praktis tidur bersama bayi di tempat tidur. Pada saat lahir anak ke-2, box bayi sangat berguna pada 5 bulan pertama. Karena si kakak kalau tidur masih bersama ortu, dan kalau tidur nga bisa diam di satu tempat..jadi lebih aman kalau si adik tidur di box..untungnya si adik anteng, tidak terlalu sering terbangun di malam hari.

3. Kereta Bayi
Aku sangat bersukur kereta bayi yang dipakai anakku yang pertama (Jamie), masih awet sampai sekarang dipakai anak ke-2 (Jonathan). Kereta bayi harganya bisa beragam..dari ratusan ribu sampai jutaan..banyak pilihan tergantung budget dan keperluan :-)
Kereta sangat berguna saat si kecil sudah berusia 2 bulan keatas..karena tentunya kita akan sering ajak dia jalan-jalan ke mall, taman, pantai, dll.

4. Baju Bayi
Biasanya kita akan mendapat banyak sekali kado yang isinya baju bayi. Tapi pastinya kita pengen juga beli beberapa baju bayi sesuai dengan selera kita sendiri. Untuk Jamie, banyak sekali baju yang aku belikan waktu itu..untung adiknya cowo juga, jadi lumayan hemat karena bisa pakai baju bekas kakaknya. Walaupun begitu, kadang tidak tahan kalau melihat ada discount baju bayi, jadi 'terpaksa' dibeli juga :-))

5. Peralatan Mandi
Jangan lupa menyiapkan bak mandi buat bayi, sabun-sabun, minyak telon, baby powder, baby oil, lotion, dll.. dan yang pasti handuknya juga.

Selain 5 hal diatas, banyak yang bisa disiapkan juga seperti baby bouncer, baby swing, mainan, dll..tapi itu semua tergantung budget masing-masing. Buat aku, 5 hal diatas tadi sih sudah cukup..yang penting bayi sehat dan bersih :-)) Good Luck!!


Kamis, 04 Februari 2010

Referensi Buku untuk Calon Mama


Penulis
:
Tim Ayahbunda
Penerbit
:
PT. Aspirasi Pemuda
Tebal
:
338 hal
Harga
:
Rp. 100.000,-
Synopsis
:
Buku seri Ayahbunda dengan judul yang sama telah dicetak ulang belasan kali, edisi dalam bentuk lebih handy ini adalah hasil revisi dan pembaharuan. Buku panduan, semacam "kitab" wajib calon ibu dan ayah!

Aku sendiri pernah baca buku ini, dijamin bermanfaat :-)

10 Momen Luar Biasa Saat Kehamilan


Yang ini dari KOMPAS.com

Hamil adalah pengalaman luar biasa yang mengalahkan semua perasaan yang pernah Anda alami. Anda pun bertekad untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin, dengan membaca buku-buku kehamilan dan bertanya pada teman-teman atau keluarga yang sudah pernah mengalami. Namun terkadang, masih saja ada beberapa fakta tentang kehamilan yang luput dari pengetahuan Anda.

1. Rasanya aneh ketika seseorang mengelus atau meraba perut Anda. Saat kita mengelus atau menggaruk-garuk lembut perut di saat kehamilan, hal ini merupakan bagian daribaby bonding antara bayi dan si ibu. Ataupun ketika secara spontan Anda akan mengelus-elus perut tanpa suatu maksud tertentu. Namun jika yang melakukan orang lain, bahkan mertua atau saudara sekalipun, rasanya pasti amat aneh. Tak jarang elusan atau sentuhan di perut itu terasa amat tidak nyaman untuk Anda.

2. Anda akan terbangun tujuh kali dalam semalam untuk buang air kecil. Hal ini juga terjadi pada perempuan yang punya kebiasaan tidur nyenyak, atau yang tidak punya kecenderungan terbangun pada malam hari sekali pun.

3. Apapun yang Anda pakai, salep, losion, dan krim untuk menghilangkan stretch mark, tetap saja tidak berhasil.Stretch markakan tetap terlihat pada trimester ketiga. Hayo, tahan agar tangan Anda tidak terus menggaruk kulit perut yang terasa menegang.

4. Kehamilan membuat payudara lebih sensitif. Karena perubahan hormon, payudara mulai terisi susu, dan puting susu menjadi lebih sensitif dan mudah memar. Bahkan terkadang mandi dengan air dari shower bisa membuat payudara terasa ditusuk-tusuk karena tetesan air dari pancuran.

5. Terkadang timbul bercak merah yang besar di seluruh tubuh. Pada beberapa kasus kehamilan terdapat penyakit yang disebut Pruritic Urticarial Papules and Plaques of Pregnancy. Penyakit ini menyebabkan pembengkakan dan kemerahan pada kulit yang menyebar ke seluruh tubuh.

6. Rasanya ingin memeluk dokter yang memberikan Anda suntikan epidural untuk mengurangi rasa sakit akibat kontraksi menjelang persalinan. Mungkin Anda berkeras tidak ingin ada obat-obatan penghilang rasa sakit ketika kontraksi. Namun ketika rasa sakit itu sudah tidak tertahankan, dan dokter yang menyuntikkan epidural, Anda akan memandang dokter seperti dewa penyelamat.

7. Mual-muntah setiap saat pada trimester pertama kehamilan. Bahkan Anda merasa ingin mati saja karena setiap saat merasa ingin muntah. Nikmati saja momen ini, karena mual dan muntah (morning sickness) itu akan menghilang di trimester kedua.

8. Kehilangan akses untuk minum kopi yang menjadi kebiasaan di pagi hari, keju, ataupun sushi. Kenapa? Tentunya Anda ingin bayi Anda menjadi lebih sehat. Sushi (yang menggunakan ikan mentah) bisa meningatkan resiko penyakit toksoplasma. Kopi hanya akan membuat perut terasa kembung, dan meningkatkan frekuensi ke kamar mandi.

9. Anda akan terbiasa dengan ritual pemeriksaan vagina, payudara, perut, dan lain-lain. Padahal mungkin dulu Anda sangat anti pergi ke dokter, bahkan ketika Anda mengalami flu berat, keputihan, atau sakit kepala berkepanjangan.

10. Membiasakan lagi melakukan hubungan seks dengan suami. Pada sebagian perempuan, trauma melahirkan membuat mereka anti dengan hubungan intim yang dalam pikiran mereka membuat mereka hamil lagi, dan berjuang antara hidup dan mati saat persalinan. Sedikitnya, Anda akan butuh waktu 4 minggu setelah hubungan seks pertama paska melahirkan, untuk benar-benar bisa menikmati seks.

Pengalamanku sewaktu hamil anak pertama

Aku sangat bersukur bahwa kedua kehamilanku tidak bermasalah. Saat aku hamil anak pertama, tidak ada ngidam, mual ataupun keluhan sejenisnya..makan biasa aja..Hanya saja pada saat bulan ke-9, kaki mulai kram pagi-pagi saat bangun tidur. Bener-bener nga nyaman..untungnya suami selalu ada saat aku kram, dan siap membantu pijat :-)

Waktu hamil anak pertama, aku bekerja di Jakarta. Ke kantor & pulang kantor lebih sering naik angkutan umum..sedih deh kadang-kadang suka nga dapet tempat duduk..dan ternyata banyak orang Jakarta yang tega ya melihat Ibu hamil berdiri dan membiarkan saja. Well, semoga sekarang keadaan di JKT sudah lebih baik (atau malah lebih buruk??).

Pas hamil pertama sempat sakit juga sih, di usia kehamilan 5 bulan..muntah-muntah dan lemes..ternyata sakit maag ku kumat karena terlambat makan kali ya. Waktu itu suami lagi di Bandung pula..untungnya keluarga di tempat aku kost baik banget dan sangat membantu..buah pisang & apel manjur banget waktu itu.

Ternyata kehamilan pertama itu lah yang paling berkesan..karena banyak hal yang belum dimengerti..banyak baca buku, tanya-tanya ke ibu-ibu lain termasuk orang tua sendiri, banyak browsing..seru lah.

Bekerja Saat Hamil


Yang ini tips yang aku temukan di parenting.co.id

Bulan-bulan pertama biasanya penuh dengan perjuangan bagi calon mama baru, karena selain “ditemani” dengan rasa mual, sakit kepala, nyeri punggung, tapi juga bisa mengganggu aktivitas bekerja. Nah, saran berikut mungkin bisa membantu agar Anda tetap oke bekerja meski sedang hamil

• Berterus teranglah pada rekan kerja dan atasan, tentang perubahan yang mungkin terjadi pada Anda dalam minggu-minggu mendatang. Anda mungkin akan perlu lebih sering duduk atau istirahat sejenak.

• Buatlah senyaman mungkin di tempat kerja. Pasang ganjal kaki atau bantal kursi agar Anda bisa duduk lebih nyaman.

• Usahakan seminim mungkin terpapar asap rokok. Kenakan masker bila ruangan Anda tidak bebas asap rokok.

• Jangan angkat-angkat barang, apalagi yang berat. Kalau harus mengambil sesuatu di lantai, jangan membungkuk tapi berlututlah. Bila perlu, jangan ragu untuk minta tolong.

• Jangan gampang terpancing emosi. Hamil memang bikin lebih sensitif. Tariklah napas dalam-dalam bila Anda merasa emosi mulai naik.

• Kenakan pakaian yang nyaman, seperti sepatu tanpa hak. Kalau tempat kerja menuntut Anda harus mengenakan pakaian tertentu, ijinlah pada bos untuk memberikan pengecualian.

• Pilih baik-baik makanan yang Anda konsumsi di luar rumah, agar aman dan sehat bagi janin.

• Jangan terlalu capek bekerja. Anda tetap harus agak mengerem aktivitas, agar kehamilan berjalan lancar dan tidak terjadi kelahiran prematur.

Dimulai dari kehamilan - 6 Pantangan Mama Hamil

Artikel ini aku temukan di majalah Parenting sekitar taun lalu...moga bermanfaat buat ibu-ibu yang lagi hamil :-)

Makanan terlarang bagi ibu hamil

Anda sedang hamil? Siap-siap mencoret beberapa makanan atau minuman dalam menu sehari-hari ya... Bagi Anda yang gemar bertualang dalam dunia cita rasa, kehamilan mungkin terasa bagai sebuah ‘ganjalan’. Pasalnya, demi menjaga kesehatan si kecil, Anda ‘kebanjiran’ petuah seputar apa yang boleh dikonsumsi dan apa yang harus benar-benar dipantang. Berikut jenis-jenis makanan yang perlu dikenai ‘lampu kuning’, atau bahkan ‘lampu merah’. Selebihnya? Anda bebas mengombinasikan berbagai bahan pangan, asal tetap bergizi seimbang.


Lampu merah: Makanan mentah atau setengah matang

Penyebab: Bahan pangan mentah atau setengah matang mungkin saja tercemar kuman penyakit, sehingga menimbulkan infeksi. Misalnya, bakteri Listeria (mengakibatkan keguguran atau janin meninggal dalam kandungan), bakteri Salmonella (memicu keguguran), parasit Toksoplasma (janin berkondisi abnormal), serta bakteri E. coli (merusak usus dan ginjal).

Boleh dikonsumsi? Boleh saja, asal daging sapi (termasuk daging olahan seperti sosis atau burger),
unggas, serta ikan dimasak hingga benar-benar matang. Anda tetap bisa makan sushi, namun pilih sushi vegetarian atau yang dagingnya dimasak matang. Untuk memastikan daging olahan benar-benar matang, gunakan termometer khusus untuk daging.

Hindari: Bahan pangan apapun yang tidak diproses hingga matang, seperti telur mentah, daging setengah matang, kerang mentah, sashimi, sushi mentah, dan lain-lain. Juga, hindari makanan olahan dari telur mentah, seperti dressing untuk salad dan mayonnaise segar.


Lampu kuning: Seafood

Penyebab: Protein, zat besi, serta asam lemak omega-3 dalam makanan laut memang bisa membantu meningkatkan pertumbuhan otak bayi. Malah, menurut penelitian yang dilakukan di Inggris, kekurangan konsumsi makanan laut selama masa kehamilan bisa mengakibatkan lemahnya kemampuan verbal, gangguan perilaku, serta masalah tumbuh kembang lain pada anak. Namun, Anda tetap mesti berhati-hati, karena beberapa jenis makanan laut mengandung logam merkuri yang berkadar tinggi, sehingga bisa menghambat pertumbuhan sistem saraf janin.

Boleh dikonsumsi? Anda masih boleh menyantap salmon (kalau bisa, pilih ikan salmon yang segar dan tidak diternakkan), udang, teri, dan kakap maksimal 340 g per minggu. Batasi konsumsi ikan tuna hingga tidak lebih dari 170 g seminggu.

Hindari: Ikan hiu, sushi mentah, seafood yang diasapkan, serta jenis ikan apapun yang berasal dari air laut atau sungai yang telah terpolusi. Catatan: Semakin besar ukuran serta tua usia ikan, semakin tinggi pula kadar polusi dalam tubuhnya.


Kafein dan teh herbal

Penyebab: Kafein bisa ’menembus’ plasenta, sehingga akan memengaruhi detak jantung serta sistem pernapasan janin. Bahkan, beberapa studi menyebutkan, minum kopi secara berlebihan erat kaitannya dengan rendahnya berat badan lahir bayi dan meningkatkan risiko mengalami keguguran dan janin meninggal saat lahir.

Boleh dikonsumsi? Selama hamil, Anda boleh mengonsumsi kafein hingga tidak lebih dari 300 mg per hari (kira-kira sebanyak 2-3 cangkir kopi). Meski jumlah tersebut termasuk aman, ini bukan berarti kafein yang Anda konsumsi tidak akan menimbulkan risiko apapun. Sebagai perbandingan: 240 ml kopi mengandung 150 mg kafein, 350 ml minuman bersoda mengandung 35-50 mg kafein, serta 240 ml teh hitam mengandung 40 mg kafein. Minuman lain yang termasuk aman bagi Anda adalah teh celup tanpa kafein yang diberi perasa tambahan, seperti sitrus, jahe, dan peppermint.

Hindari: Teh herbal yang diramu dengan daun raspberry atau rosemary, sebab bisa memicu terjadinya kontraksi. Sayangnya, tidak semua kemasan teh mencantumkan secara mendetail bahan-bahan herbal yang digunakan sebagai campuran. Dan meski pada label kemasan tertulis diperuntukkan bagi wanita hamil, sebaiknya Anda berkonsultasi dulu pada dokter.


Keju dan produk susu lainnya

Penyebab: Produk dari susu mentah atau belum dipasteurisasi (dipanaskan sampai suhu 60°C selama 30 menit untuk membunuh bakteri) bisa mengandung sejumlah kuman, yaitu Listeria, Salmonella, E. coli, dan lain-lain, yang menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui makanan.

Boleh dikonsumsi? Boleh. Di antaranya adalah susu dan yogurt yang telah melalui proses pasteurisasi, serta keju keras.

Hindari: Susu mentah, serta keju lunak seperti keju Brie, Camembert, Feta, Blue Cheese, dan Roquefort (kecuali pada label tertera dibuat dari susu yang telah dipasteurisasi).


Pemanis buatan

Penyebab: Meski efek samping bahan pemanis tambahan terhadap tumbuh kembang janin masih belum diketahui secara pasti, sejumlah pakar melarang wanita hamil mengonsumsi pemanis buatan.

Boleh dikonsumsi? Dalam batas wajar, sakarin, aspartam, serta splenda masih boleh dikonsumsi.

Hindari: Minuman yang tinggi gula. Lebih baik Anda banyak-banyak minum air putih atau jus buah segar.

Halo Ibu-Ibu!

Hai, saya Ratna. Dari dulu pengen bagi pengalaman sebagai seorang Ibu kepada ibu-ibu yang lain. Dari dulu suka nulis blog di alamat multiply-ku (http://tokoanak.multiply.com), tapi selalu acak dan tidak berurutan. Sekarang ingin membuat yang lebih rapi dan terstruktur dengan harapan smoga berhasil, walau ngerjainnya cuma bisa sambil duduk di kantor pas lagi lowong aja.

Disini aku berencana mengumpulkan tips, saran, artikel yang aku temuin dimana aja untuk dibaca siapa aja.

Semoga bermanfaat ya..