Kamis, 18 November 2010

Mendandani Bayi, Jangan Asal Terlihat Lucu


Orang tua mana yang tak ingin melihat bayinya tampil menarik? Tetapi jangan asal keren lantas Anda melupakan faktor kemanan dan kenyamanan saat mendandani si kecil.

"Enak, ya, punya anak perempuan, bisa didandani macem-macem." Begitu, kan, komentar yang sering dilontarkan para ibu kepada ibu lain yang punya anak perempuan. Kita sendiri pun akan berpendapat demikian. Bukankah para ibu yang lebih suka berdandan? Apalagi, model busana anak perempuan pun beraneka ragam, tak seperti model busana anak lelaki. Belum lagi aksesorinya.

Padahal, yang namanya bayi, biar enggak didandani juga akan tetap menarik perhatian orang yang melihatnya. Baik bayi perempuan maupun bayi lelaki, mempunyai daya tarik tersendiri dibanding anak usia selanjutnya. Tentu boleh-boleh saja bila Anda ingin mendandani bayi Anda. Namun jangan sampai Anda melupakan faktor keamanan dan kenyamanannya.

Aman
Busana yang aman tentulah yang tak membahayakan bayi. Dalam kaitan ini, yang pertama harus Anda perhatikan adalah bahan busana. "Bahan yang mudah terbakar seperti nilon, sebaiknya dihindari," anjur dr Rini Sekartini, SpAK.

Yang kedua, aksesori. "Biasanya, busana untuk bayi perempuan banyak aksesorinya," lanjut dokter spesialis anak pada Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo ini. Misalnya, dihiasi dengan pernik-pernik kecil. Hati-hati, lo, aksesori tersebut bisa tertelan oleh si kecil.

Terakhir, warnanya jangan luntur. Jangan lupa, bayi pada umumnya sangat aktif bergerak ke sana ke mari sehingga sering berkeringat. "Nah, jika warna busananya luntur, bisa-bisa menempel di tubuh si bayi." Dampaknya akan lebih buruk lagi bila terkena pada bayi yang alergi karena akan timbul reaksinya. "Mungkin yang paling aman adalah gambar pada busana daripada warna busananya."

Nyaman
Faktor kenyamanan pada busana dilihat dari sirkulasi udaranya yang baik. "Bagian ketiak sebaiknya jangan terlalu ketat dan jangan pula terlalu longgar agar bayi jadi tak sering berkeringat," tutur Rini. Dari segi model pilihlah yang membuat bayi bisa leluasa bergerak. Jadi, bukan lantaran modis-tidaknya busana tersebut. Misalnya, rok span, "Hanya enak untuk dilihat namun akan menghambat gerak bayi."

Ingat, pada masa bayi yang utama adalah perkembangan motoriknya. Jadi, kalau busananya menghambat, tentu juga akan mempengaruhi geraknya, yang berarti pula menghambat perkembangan motoriknya. Celana merupakan alternatif pilihan busana yang tepat karena tak menghambat gerak. Namun jangan lupa perhatikan karet celananya, Bu. "Bila karet celananya keras, bisa berbekas di tubuh bayi sehingga dapat meninggalkan tanda hitam. Terlebih lagi jika bayinya gendut."

Yang tak kalah penting, bahan busananya. Beberapa bayi, terang Rini, sensitif terhadap suatu bahan, biasanya bahan berbulu. Apalagi pada bayi yang di dalam keluarganya ada riwayat alergi. Nah, bahan busana yang paling aman adalah katun. Jikapun tak ada katun, bisa menggunakan bahan kaos yang menyerap keringat. "Jangan pilih bahan kaos yang licin karena terlalu banyak bahan sintetisnya sehingga tak dapat menyerap keringat dengan baik," sarannya.

Kancing depan
Untuk bayi baru lahir, tutur Rini, baju yang memiliki kancing di muka sangat praktis. "Ini berkaitan dengan kepala bayi yang masih lemah." Lain hal setelah bayi usia 3 bulan ke atas, bisa dipakaikan baju model kaos karena kepalanya sudah semakin kuat, sehingga baju bisa melalui kepala.

Baju kodok bisa menjadi pilihan karena praktis. Hanya dengan mengenakan satu baju, bayi dapat langsung memakai celana. Tetapi jangan lupa, ingat Rini, pilih yang bukaan di depan. "Jadi, mengenakannya seperti mengenakan baju biasa ke bayi. Karena kalau pemakaiannya lama, bayi juga akan gelisah duluan sehingga menangis." Anda pun tentunya juga jadi senewen karena bajunya enggak masuk-masuk.

Mudah diganti
Bila Anda ingin mengajak si kecil bepergian, saran Rini, sebaiknya pilih busana yang mudah diganti. Soalnya, saat bepergian kemungkinan terjadi bayi buang air kecil atau besar, dan bahkan muntah. "Jadi, bila model busananya rumit, menggantinya pun akan susah."

Faktor usia saat bayi diajak bepergian pun tak boleh dilupakan. Ketika usia bayi baru 2 minggu, misalnya, biasanya bayi baru bepergian ke dokter untuk kontrol. Nah, agar nyaman, pakaikan popok atau bila pusarnya sudah puput bisa dipakaikan celana. Model baju yang memiliki kancing di muka akan memudahkan pemeriksaan. Setelah baju, biasanya bayi akan dilapisi dengan bedong, baru dimasukkan ke dalam selimut besar.

"Selimut yang memiliki topi untuk menutupi kepala bayi bisa juga menjadi pertimbangan karena sekaligus bisa melindungi kepala bayi," kata Rini. Bayi yang sudah lebih besar biasanya akan mulai diajak bepergian ke berbagai macam tempat. Nah, sesuaikan busana bayi dengan kondisi tempat tujuan.

"Bila ingin diajak ke tempat dingin, baju yang dianjurkan tentunya yang dapat mencegah bayi kedinginan. Misalnya, busana lengan panjang dan celana panjang." Baju hangat juga bisa digunakan; pilih yang terbuat dari rajutan benang untuk mencegah alergi. Bila bepergian ke tempat berudara panas, misalnya, pantai, Rini menganjurkan agar bayi dipakaikan setelan celana pendek dan kaos.

"Kalau mau menggunakan busana tanpa lengan, kita lihat dulu kondisi bayi, apakah dia sering batuk pilek atau tidak," katanya.

Jadi, bila si kecil kondisinya kurang bagus, sebaiknya hindari busana yang terlalu terbuka. "Pakaikan baju yang tertutup namun berbahan tipis karena dia tak tahan dingin dan tak tahan angin. Apalagi di pantai, kan, banyak angin." Sementara baju model tanpa lengan bisa dipakai untuk jalan-jalan ke mal.

*Sumber : kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar