Senin, 18 Oktober 2010

Emergency Guide: UGD


Berikut beberapa tips dari para ahli agar Anda tetap tenang, dapat mengambil keputusan, dan mendapatkan perawatan terbaik saat timbul gejala-gejala yang mengharuskan Anda membawa si kecil ke Unit Gawat Darurat (UGD).


Demam tinggi

Tanda bahaya: Segera bawa anak Anda ke UGD jika ia mengalami demam dan suhu tubuhnya di atas 38°C disertai leher yang kaku, sakit kepala yang amat sangat, muntah dan lemas, karena kondisi ini bisa mengarah pada gejala meningitis. Jika bayi Anda berusia di bawah 6 bulan dan suhu tubuhnya mencapai 39°C atau lebih, segera bawa ke rumah sakit. Hubungi dokter anak jika bayi berusia di bawah 3 bulan mengalami demam dengan suhu tubuh antara 37.8°C - 39°C, atau jika usia bayi lebih dari 6 bulan dan mengalami demam dengan suhu 39°C atau lebih. Anda juga harus segera menghubungi dokter jika anak berusia di bawah 2 tahun mengalami demam hingga lebih dari 24 jam. Begitu pula jika anak berusia di atas 2 tahun dan demamnya bertahan lebih dari 3 hari. Pertolongan pertama: Beri obat penurun panas yang mengandung asetaminofen atau ibuprofen dan beri banyak minum seperti air atau jus buah untuk mencegah dehidrasi. Pakaikan baju yang longar dan tipis agar ia tidak kepanasan. Di rumah sakit: Akan dilakukan pemeriksaan fisik dan mungkin pemeriksaan dengan X-ray pada bagian dada, serta tes urin dan tes darah untuk memeriksa kemungkinan infeksi. Jika dokter mencurigai gejala meningitis, akan dilakukan pemeriksaan khusus spinal tap.

Luka tersayat atau robek
Tanda bahaya: Bagian yang tersayat terus menerus mengeluarkan darah setelah ditekan lebih dari lima menit, terlihat dalam dan menganga, bagian yang luka berada di dekat mata atau pada persendian. Luka menganga pada kulit akibat benda tajam atau gigitan binatang harus selalu diperiksakan ke dokter anak. Si kecil mungkin harus disuntik tetanus. Pertolongan pertama: Guyurkan air pada bagian yang terluka untuk menghilangkan debu dan kotoran yang melekat. Jangan menggosok bagian yang terluka, sebab partikel kotoran bisa semakin masuk ke dalam kulit. Tutup luka dengan kain lembut yang bersih dan tekan perlahan selama beberapa menit untuk menghentikan darah. Lalu lindungi dengan perban yang bersih atau kain kasa. Di rumah sakit: Dokter akan memberikan anestesi lokal pada bagian yang terluka agar dapat dibersihkan dan diberi obat antiseptik. Mungkin dokter akan menjahit luka tersebut atau menutupnya dengan perban.

Sakit perut, muntah, dan diare
Tanda bahaya: Sakit perut yang akut, terutama di perut bagian bawah; muntah yang berwarna hijau atau kekuningan; dehidrasi (termasuk bibir pecah-pecah, mata cekung, pembuluh air mata bengkak, dan susah buang air kecil); ada darah di air seni atau saat buang air besar. Ini bisa jadi gejala usus buntu; keracunan obat/makanan/bahan kimia; masalah pencernaan; atau gejala penyakit serius lainnya. Pertolongan pertama: Untuk mencegah dehidrasi, berikan satu atau dua sendok makan oralit setiap beberapa menit sekali. Jika anak juga mengalami diare, jangan diberi minuman soda atau jus apel karena rasa sakitnya bisa semakin parah. Di rumah sakit: Anak Anda akan menjalani pemeriksaan fisik dan, jika perlu, diberi cairan infus. Dokter mungkin akan menyarankan tes darah dan tes susulan untuk memeriksa kemungkinan usus buntu. Dokter juga akan memberikan obat untuk mengurangi muntah dan diare.

Serangan asma
Tanda bahaya: Anak terlihat sulit bernapas, napasnya berbunyi atau batuk-batuk, susah berbicara, terlihat pucat dan berkeringat. Jika sepuluh menit setelah diberi inhaler kondisinya tidak membaik atau justru semakin parah, segera bawa ke UGD.
Pertolongan pertama: Usahakan agar anak tetap tenang dan atur posisinya agar ia duduk tegak. Berikan seteguk air hangat untuk membantu mengeluarkan dahak. Bawa inhaler-nya dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Hubungi 112 untuk bantuan jika si kecil tidak bisa bernapas; detak jantungnya menjadi sangat cepat (berdebar-debar) atau bibir serta kuku-kukunya membiru; terlihat linglung dan lemah; atau hilang kesadaran. Di rumah sakit: Dokter akan mengukur kadar oksigen di tubuh anak, melakukan rontgen dada, memeriksa kerongkongan dan tes darah. Dokter juga mungkin akan memberi infus dan pengobatan untuk melegakan pernafasan. Jika terjadi serangan asma yang cukup hebat, ada kemungkinan harus diopname.

Retak atau patah tulang
Tanda bahaya: Anak terlihat sangat kesakitan; lengan atau kaki yang terluka terlihat bengkak, membiru atau bengkok; dan anak tidak mau menggerakkan atau menaruh beban pada kaki atau lengannya. Pertolongan pertama: Kompres dengan es batu pada area yang sakit dan posisikan bagian tubuhnya yang sakit itu lebih tinggi dari jantungnya. Lindungi bagian yang terluka atau sakit dengan sepotong karton atau gulungan majalah yang direkatkan dengan selotip. Jangan mencoba meluruskan sendiri tungkai atau lengan yang retak atau patah tersebut. Jangan berikan anak minuman atau makanan karena mungkin saat dirawat di rumah sakit ia harus dibius total. Di rumah sakit: Dokter akan memeriksa bagian tubuh yang sakit dan mungkin serangkaian pemeriksaan lebih lanjut. Bagian yang terluka akan dibalut atau digips. Jika lukanya parah, si kecil mungkin perlu dioperasi.

sumber : parentsindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar